Pada metode absorption costing,
memperlakukan semua biaya produk yang terdiri dari bahan baku langsung,
tenaga kerja langsung dan overhead pabrik (tetap dan variabel)
sebagai harga pokok produk (product cost) tanpa memperhatikan apakah
biaya tersebut variabel atau tetap, sehingga metode ini sering disebut full costing. Sedangkan metode variable costing,
hanya biaya produk yang berubah-ubah sesuai dengan output saja yang
diper-lakukan sebagai harga pokok produk (variable cost) atau biaya
produksi yang langsung berkaitan dengan output yang dihasilkan, sehingga
sering disebut direct costing atau marginal costing.
Pada dasarnya,
perbedaan kedua metode tersebut terletak pada waktu (timing)
perlakuan fixed overhead cost. Variable Costing, beranggapan bahwa
fixed overhead cost harus segera dibebankan pada periode terja-dinya.
Namun tidak demikan dengan absorption costing, fixed overhead cost
harus dibebankan dan dikurangkan dari pendapatan untuk setiap unit yang
terjual. Setiap unit produk yang tidak terjual (terdapat fixed overhead
cost yang melekat pada unit produk) akan dilekatkan di persediaan dan
akan dibawa ke periode berikutnya sebagai aset. Perubahan persediaan
merupakan point kunci untuk memahami perbedaan kedua metode ini.
sumber:http://bambangkesit.wordpress.com/2009/03/15/metode-variabel-costing/
wah rumit nih gan... visit back ya...
BalasHapusrumit ya?memang..
BalasHapus